Rabu, 15 Mei 2013

Meninggal Karena Serangan Jantung, Pasien Ini Hidup Lagi

VIVAnews - Aneh tapi nyata. Seorang pria Australia secara klinis telah dinyatakan mati. Namun, di luar dugaan, ia kembali bernafas dan kembali ke dunia berkat prosedur baru CPR(cardiopulmonary resuscitation).

Sebagaimana diketahui, CPR atau resusitasi cardiopulmonary merupakan prosedur darurat medis untuk melestarikan fungsi otak secara manual, mengembalikan sirkulasi darah dan pernapasan spontan pada orang yang terkena serangan jantung.

Biasanya, teknik ini dikenali tatkala dokter menekan bagian dada kiri pasien atau korban secara berulang-ulang untuk merangsang fungsi jantung kembali semula.

Ialah Colin Fiedler, pria berusia 39 tahun asal Dandenong, Victoria, yang sempat dinyatakan meninggal oleh RS Alfred pada bulan Juni lalu setelah menderita serangan jantung, dilansir Herald Sun, 15 Mei 2013.

Namun, sejumlah dokter telah berhasil mengembalikannya ke dunia, membuat Fiedler sadar kembali, dengan menggunakan mesin CPR mekanik bernama AutoPulse, yang dipakai bersamaan dengan mesin jantung portabel untuk menjaga darah dan oksigen tetap mengalir ke organ vitalnya.

Fiedler merupakan salah satu dari tujuh pasien serangan jantung di Australia yang diobati dengan teknik baru itu, dan dia bersama tiga pasien lain berhasil selamat setelah meninggal 40-60 menit. Sementara tiga lainnya dipastikan tidak tertolong.
Alat "ajaib" AutoPulse yang berhasil menghidupkan kembali pasien jantung yang sudah dinyatakan meninggal. (healthmanagement.org)


Menurut pabrik Zoll, AutoPulse yang bersifat non-invasif, mampu memompa laju darah pada jantung ke seluruh tubuh lebih terarah ketimbang kompresi manual dengan bantuan tangan seperti yang dilakukan para dokter selama ini. Dan, teknik ini meminimalisir waktu jeda pada pemompaan jantung dibandingkan CPR konvensional.

AutoPulse bukan barang baru. Perangkat ini dikomersialisasikan pertama kali pada tahun 2003, sekitar satu dekade silam. Lembaga Emergency Medical Technicians (EMT) telah berdiskusi seputar kegunaan perangkat dan teknik CPR ini selama bertahun-tahun.

"Teknik ini membuat tekanan di dada terus menerus hingga mendekati tingkat terapeutik (mengobati)," ujar David Silvia, sukarelawan EMT Intermediate and Sandy Ore, pada ProCPR Blog.

"Yang pada gilirannya nanti membantu kita bisa mengurangi konsumsi obat-obatan. Ini akan mengubah cara kita, terutama mereka yang terlibat dalam medis dan kedokteran, untuk mengatasi insiden serangan jantung," tambah Nathan Jaqua, seorang mahasiswa EMT Basic. "Kami menggunakan kemampuan yang sama, namun mengubah seluruh atmosfer."

Pada tahun 2010, National Center for Biotechnology Information (NCBI) di AS sempat melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh AutoPulse di luar lingkungan rumah sakit dalam antisipasi serangan jantung resusitasi.

Hasilnya, setelah melibatkan 29 responden, yang mana semuanya adalah pasien penyakit jantung, NCBI menyimpulkan bahwa AutoPulse mampu meningkatkan tekanan darah diastolik lebih besar dibandingkan melakukan kompresi pada dada.

Departemen itu bahkan mengatakan bahwa prosedur baru ini sangat menjanjikan dan manfaatnya bisa diandalkan untuk perawatan pasien ke depannya. (sj)


2 komentar:

  1. kapan ada di Indonesia yaa??

    BalasHapus
  2. Semoga klo di indonesia ada alat seperti itu dapat menolong pasien, tepat guna, bermanfaat.

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar Anda